17 Oktober 2024 admin
PEMANFAATAN KATASIRA SEBAGAI ALTERNATIF PENGHILANG BAU PADA AIR LIMBAH
A. Latar Belakang
Air memiliki fungsi yang sangat penting bagi kehidupan manusia, mulai dari mandi, memasak, dan mencuci. Oleh karena itu, air bersih yang tidak tercemar sangat diperlukan manusia. Namun persediaan air bersih sudah sangat sedikit. Hal ini diakibatkan oleh pesatnya pertumbuhan ekonomi di indonesia. Aktivitas manusia yang intensif terjadi banyak berdampak pada lingkungan alam dan proses tersebut mengakibatkan masalah lingkungan yang serius.
Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah buangan industri sangat mempengaruhi kualitas air yang berada di lingkungannya apabila tidak dilakukan proses lebih lanjut (Yusmidarti, 2018). Lingkungan perairan yang sudah tercemari limbah tersebut menyebabkan kualitas air menurun, hal ini berkaitan dengan PP No. 82 Tahun 2001 mengenai pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran.
Di lingkungan sekitar SMP Negeri 1 Seyegan yang terletak di Dusun Kasuran, Margomulyo, Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman terdapat jasa pencucian motor, warung makan dan rumah warga yang menjadi penyumbang terbesar air limbah di dekat sekolah. Limbah yang dibuang atau dialirkan pada parit atau selokan di sebelah timur SMP Negeri 1 Seyegan menyebabkan air keruh dan berbau tidak sedap sehingga membuat siswa tidak nyaman belajar karena bau tersebut sampai di ruang kelas. Dari 21 ruang kelas di SMP Negeri 1 Seyegan, terdapat 10 kelas yang terkena dampak polusi limbah tersebut. Polusi yang dihasilkan dari limbah tersebut dapat mempengaruhi kualitas belajar mengajar dan mengganggu sistem pernapasan siswa, sudah ada beberapa siswa yang terkena sesak nafas akibat dari polusi limbah tersebut.

Gambar 1. Kondisi Selokan Timur SMP Negeri 1 Seyegan
Dari permasalahan tersebut, untuk memecahkan masalah, siswa melakukan inovasi dengan eco enzim dan KATASIRA (Kaporit, Tawas, kapur sirih, Arang) untuk memperoleh air yang bersih dan tidak berbau. Apabila permasalahan tersebut tidak diselesaikan, maka akan berdampak pada penurunan kualitas sekolah.
B. Jenis Inovasi
Inovasi Non Digital
C. Manfaat Inovasi
Adapun manfaat yang diharapkan dari inovasi ini adalah:
D. Dampak Inovasi
Inovasi eco enzim dan KATASIRA sebagai penjernih air limbah ini diharapkan mampu mengurangi pencemaran air selokan dan bau tidak sedap yang selama ini menganggu masyarakat dan warga sekolah khususnya.
E. Penerapan inovasi
Berikut merupakan alat dan bahan yang diperlukan:
Dalam penelitian ini air limbah dari parit atau selokan di sebelah timur SMP Negeri 1 Seyegan diambil sampel dalam 4 botol bekas yang berbeda dengan takaran yang sama yaitu 100 ml. Sebelum diberikan bahan tambahan, dilakukan pengecekan PH menggunakan indikator universal dan tingkat kekeruhan air menggunakan turbidy chart pada air limbah tersebut dan didapatkan data PH atau keasaman air limbah adalah 5 dan tingkat kekeruhan air level 10. Kemudian, pada botol pertama air limbah diberi eco enzim dan kaporit, pada botol ke 2 air limbah diberi eco enzim dan tawas, pada botol ketiga air limbah diberi eco enzim dan kapur sirih, pada botol keempat air limbah diberi eco enzim dan arang. Takaran masing masing bahan ditampilkan dalam tabel berikut:
| Botol Ke- | Nama Bahan | Takaran |
| 1 | Kaporit | 10 gr |
| Eco enzim | 10 ml | |
| 2 | Tawas | 10 gr |
| Eco enzim | 10 ml | |
| 3 | Kapur sirih | 10 gr |
| Eco enzim | 10 ml | |
| 4 | Arang | 10 gr |
| Eco enzim | 10 ml |
Tabel 1. Takaran bahan yang digunakan dalam penjernihan air limbah
Setelah air limbah diberikan tambahan bahan-bahan tersebut dan diendapkan selama 1 hari, selanjutnya adalah pengecekan PH dan pengamatan kejernihan air limbah berdasarkan Turbidity Chart. Hasil dari pengecekan PH pengamatan kejernihan air limbah tersebut disajikan dalam tabel berikut:
| Botol Ke- | PH air | Kejernihan |
| 1 | 4,5 | Level 4 |
| 2 | 4 | Level 7 |
| 3 | 7,5 | Level 8 |
| 4 | 5 | Level 9 |
Tabel 2. PH dan kejernihan air limbah setelah diberikan bahan tambahan
Berdasarkan data diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa bahan tambahan yang paling efektif untuk menjernihkan dan mengurangi bau air limbah adalah eco enzim dan kaporit, sedangkan bahan yang paling tepat untuk mengurangi kadar keasaman air limbah adalah eco enzim dan kapur sirih.
Upaya yang dilakukan SMP Negeri 1 Seyegan pada inovasi ini adalah pemberian eco enzim dan kaporit dengan takaran yang sesuai pada parit atau selokan yang terdapat pada timur sekolah sehingga membuat air limbah pada parit tersebut menjadi lebih jernih dan tidak berbau.

Gambar 2. Pengecekan PH air Selokan sebelum diberi bahan tambahan

Gambar 3. PH air limbah sebelum diberi bahan tambahan

Gambar 4. Pembagian air limbah sebelum dberi bahan tambahan

Gambar 5. Penimbangan bahan-bahan tambahan

Gambar 6. Pembuatan eco enzim

Gambar 7. Penumbukan bahan tambahan

Gambar 8. Penambahan bahan tambahan

Gambar 9. Pengecekan PH setelah diberi bahan tambahan

Gambar 10. Pengecekan tingkat kejernihan air setelah diberi bahan tambahan

Gambar 11. Turbidy chart
Baca Juga
Pengumuman
Agenda